Jakarta, ERANASIONAL.COM – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diprediksikan tidak berhasil mencapai ambas batas parlemen (parliamentary threshold). Hasil hitungan cepat atau quick count, peraihan suaranya masih di bawah 4 persen.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai PSI gagal memanfaatkan elektabilitas dan approval rating Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendulang suara pada Pemilu 2024.

“Penyebabnya, PSI telat “mengakuisisi Jokowi. Selama tiga bulan kampanye politik, mereka gagal mengkonversi menjadi elektabilitas partai,” kata Adi, Minggu, 18 Februari 2024.

“Mereka gagal memperkenalkan kepada masyarakat bahwa mereka bagian dari Jokowi,” tambahnya.

Mengenai keberadaan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang dijadikan sebagai Ketua Umum PSI, Adi melihat karena waktu yang sangat singkat sehingga menyulitkan PSI untuk memperkenalkan kepada masyarakat.

Seandainya, lanjut Adi, jika memiliki waktu kampanye selama 5-6 bulan, menurut dia, PSI akan lolos ke parlemen.

Selain itu, masih rendahnya suara PSI menandakan bahwa partai tersebut belum memiliki figur sentral.

Dia mencontohkan PDIP dengan trah Soekarno dan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umumnya. Begitu juga Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Gerindra dengan Prabowo Subianto.

“Jika dibandingkan dengan caleg dari partai lain, apalagi yang sudah lolos ke parlemen, caleg PSI kalah pamor, kalah pengalaman, kalah kuat dan kalah segalanya. Jadi wajar, di setiap daerah pemilihan, caleg PSI tidak terlampau kompetitif dan tidak kuat,” jelas Adi.

Faktor lainnya, PSI tidak memiliki jejaring atau networking dan resource politik yang merata dan terdistribusi di seluruh Indonesia.

PSI, menurut Adi, hanya terlihat kuat di perkotaan, sementara di perdesaan eksposure politikya nyaris tidak pernah terlihat.

“Kalau kita membaca geografi politik di Indonesia, pemilihnya kan lebih banyak di desa dibandingkan dengan kota,” imbuhnya.

Hasil Quick Count

Hasil hitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, salah satunya Indikator Politik Indonesia menyebutkan PSI hanya memperoleh suara 2,66 persen.

Hasil itu berdasarkan quick count di 2.999 TPS dengan jumlah sampel 520.357 suara sah dan margin of error 0,54 persen.

Sementara itu, hasil quick count Litbang Kompas per Jumat, 17 Februari 2024 pukul 18.30 WIB, menunjukkan perolehan suara PSI 2,82 persen. Data yang terhimpun 99 persen.

Metode yang digunakan adalah metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Sebagai informasi, ambang batas parlemen atau parliamentary threshold yaitu sebesar 4 persen. Jika mencapai itu, maka suatu partai politik dapat menempatkan anggotanya sebagai anggota DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Dewan Penasihat PSI Grace Natalie menyatakan tetap optimis partainya akan lolos ke Senayan.

“Tetap optimis,” kata Grace Natalie singkat, Minggu, 18 Februari 2024.

Sementara itu, Ketua DPP PSI Dedek Prayudi mengatakan pihaknya masih menunggu hasil real count KPU.

“Kami masih menunggu hasil real count sambil mengawal suara,” kata Dedek. (*)