Tim AMIN juga meminta agar tim IT KPU terbuka. Mereka mendorong audit semata-mata untuk membantu upaya lembaga penyelenggara pemilu ini mewujudkan sistem yang objektif dan murni.

“Kita duduk bareng-bareng, kita audit dengan benar,” papar dia. Memang KPU telah mengakui kesalahan, namun itu tidak cukup menurut Bambang. “Salah satu bentuk maaf itu adalah memberikan akses untuk tiap-tiap calon melakukan audit. Bagi saya mestinya permintaan maaf KPU itu dikonversi menjadi bagian dari audit kami.”

Di tempat berbeda, Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra mengatakan pihaknya tidak menuduh apakah ada kecurangan dalam proses pemilu dan perhitungannya. Namun fakta yang ditemukan masih terdapat sejumlah masalah, termasuk terpampang dari hasil Sirekap dan data monitoring real count yang dapat diakses publik.

“Kita tidak berburuk sangka, tapi sudah muncul keresahan di publik,” kata dia. Menurutnya untuk memberi kembali rasa percaya kembali ke KPU, bisa dilakukan audit, termasuk pemeriksaan keamanan sistem protokol di situs.