Abu Ba’asyir tiba di Balai Kota Solo sekitar pukul 10.00 WIB dengan memakai pakaian baju gamis berwarna putih dan tongkat di tangannya. Dia tiba bersama pengurus pondok pesantren Al-Mukmin, Ngruki.

Dia langsung ke bagian umum untuk memasukkan surat tersebut.

Kata Ba’asyir, sebenarnya dia berharap dapat bertemu dengan Gibran. Namun dia menyadari sangat sulit. (*)