“Tetapi kita di KIM ini ada 4 partai yang duduk di parlemen, sementara Pilkada hanya ada cagub-cawagub, hanya dua. Jadi dua pasti akan tertinggal,” kata Eddy.

Meski begitu Eddy mengatakan dalam merumuskan peta Pilkada, KIM selalu berdiskusi. Sehingga setiap keputusan yang diambil selalu diketahui oleh seluruh anggota koalisi.

“Di sini kemudian butuh pembahasan di internal di mana kira-kira nanti masing-masing di antara anggota di KIM itu bisa mengajukan kadernya kalau tidak bisa di Jakarta mungkin bisa di Jawa Barat, nah ini yang sekarang jadi pembahasan,” jelasnya.

Eddy juga mengatakan bahwa dalam koalisi, keputusan tidak diputuskan secara sepihak. Namun oleh ketum setiap partai anggota.

“Keputusan akhir nanti ada pada tangan ketum, dalam hal ini Pak Prabowo sebagai ketum gerindra, Pak Zul (Zulkifli Hasan) PAN, Airlangga (Ketum Golkar), dan Mas AHY (Ketum Demokrat),” pungkas dia.