Jakarta, ERANASIONAL.COM – Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya memperingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap potensi serangan siber saat hari pemungutan dan perhitungan suara pada 14 Februari 2024.

Maka dari itu, dia mengimbau KPU agar tidak lengah dan selalu memastikan sistem perhitungan suara serta peladen (server) berfungsi dengan baik dan menutup celah keamanan dalam jejaring sistem informasi mereka.

“Soal ketahanan dan serangan siber mungkin saja bisa diserang. Tetapi hal ini tidak akan berdampak signifikan terhadap hasil pemilu mendatang,” kata Alfons, Minggu, 11 Februari 2024.

Menurut Alfons, jika terjadi serangan siber terhadap sistem data KPU pada hari pemungutan suara, maka akan mencoreng citra lembaga penyelenggara pemilu tersebut.

“Mungkin akan mencoreng wajah KPU. Mereka akan dianggap tidak mampu mengamankan situs penting yang seharusnya dikelola dan dilindungi dengan baik,” ujar Alfons.

Di sisi lain, lanjut Alfons, saat ini masyarakat juga bisa aktif mengawal proses perhitungan suara melalui sejumlah situs pemantauan yang dibuat oleh gerakan independen, seperti kawalpemilu.org.

Melalui situs itu, masyarakat bisa berpartisipasi dalam memberikan hasil pemungutan suara dan mengunggah dan memantau hasil perhitungan suara.

“Ini bisa menjadi pengawal pemilu dan pembanding yang baik untuk berjaga-jaga jika terjadi kecurangan atau ketidaksesuaian data KPU dengan di lapangan,” tuturnya. (*)