YOGYAKARTA, Eranasional.com – Setelah heboh “penganugerahan” kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ‘Alumnus Paling Memalukan’ Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, kini beredar baliho besar bergambar Presiden Jokowi dengan tulisan ”Alumni Paling Membanggakan’. Spanduk itu terpasang di kawasan Bundaran Universitas UGM Yogyakarta sejak Jumat, 15 Desember 2023.

Baliho berukuran 4×3 meter tersebut memiliki kemiripan desain dengan baliho kepunyaan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) yang mengkritik Jokowi dan dipasang, Jumat, 8 Desember lalu.

Jika pada Baliho milik BEM KM UGM bertuliskan ‘BEM KM UGM Presents: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo’. Sedangkan baliho tandingan bertuliskan ‘BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan (Presiden Pertama dari UGM).

Bedanya lagi, pada baliho tandingan mencantumkan contact personal bernama Feri Cadang lengkap dengan nomor teleponnya yang disebut sebagai Ketua BEM UGM.

Sebelum baliho tandingan ini terpasang, beredar undangan melalui WhatsApp (WA) acara ‘PENYERAHAN NOMINASI: Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden’ dari Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM.

Dalam undangan tersebut dijelaskan maksud dari pemasangan baliho tandingan karena merasa sedih dan menolak anggapan bahwa Jokowi adalah alumnus UGM yang paling memalukan, termasuk pernyataan Ketua BEM KM UGM Gielbran M. Noor.

“Melalui aksi penyerahan nominasi ‘Alumnus UGM Paling Membanggakan’, kami akan menyampaikan seluruh kegelisahan kami sebagai wujud nyata tanggung jawab kami dalam menjaga dan memastikan demokrasi di negeri ini berjalan sebagaimana mestinya, tetapi tetap dengan mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan pada ilmu pengetahuan, yang gagal ditunjukkan oleh saudara Gielbran sebagai Ketua BEM KM UGM,” tulis undangan aksi itu.

Feri Cadang sendiri mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan yang sama terhadap pernyataan Gielbran.

“Dan saya berpartisipasi demi terwujudnya gerakan yang tidak berfokus pada figur tetapi independen,” kata Feri yang mengaku sebagai mahasiswa filsafat UGM itu dalam keterangannya.

Terpisah, Gielbran memastikan aksi pemasangan baliho ‘Alumnus UGM Paling membanggakan’ itu tidak ada hubungannya dengan BEM KM UGM yang kini diketuainya. Dia menjelaskan BEM UGM bukanlah unit kegiatan mahasiswa.

“Tidak ada kaitannya dengan BEM KM UGM dan itu entitas yang terpisah. Justru saya baru dengar ini ada Badan Etik Mahasiswa (BEM) itu, mungkin dibuat secara mendadak, karena saya sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi itu,” jelas Gielbran.

“Kita merespons secara normatif. Artinya, kami membebaskan setiap orang untuk berpendapat meskipun itu berbeda pendapat dengan kami. Itu bukanlah suatu hal yang masalah. Jadi monggo-monggo aja,” pungkas Gielbran. (*)