SURABAYA, Eranasional.com – Budayawan Butet Kartaredjasa merasa kehilangan kemerdekaanya dalam mengekspresikan karyanya. Dia mengaku mendapatkan intimidasi saat menggelar acara di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Desember 2023.

Butet mengungkapkan hal itu saat menghadiri acara mimbar bebas dengan tajuk ‘Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi’ di kampus Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 6 Desember 2023.

“Aku kehilangan kemerdekaan mengartikulasikan pikiranku. Kebebasan berekspresiku dihambat,” kata Butet.

Padahal, tegas Butet, kebebasan berekspresi tersebut dilindungi oleh UUD 1945. Menurut dia, berkesenian di ruang publik merupakan hak masyarakat secara luas.

Kata Butet, permintaan aparat kepolisian agar tak membahas topik politik selama di atas panggung, secara tidak langsung telah mengintimidasinya dalam berkesian.

“Saya cuma menceritakan fakta. Saya tidak berani menuduh polisi yang merupakan alat negara di masa kampanye ini mulai mengintervensi kehidupan publik, saya tidak menuduh,” ujarnya.

“Tapi, di dalam lampiran surat itu disebutkan, saya harus menandatangani dan berkomitmen untuk tidak berbicara politik. Apa itu namanya bukan dinamakan intimidasi,” tambah Butet.

Oleh karena itu, dia menganggap masyarakat sudah mengetahui arah terkait larangan untuk berbicara politik tersebut. Namun, dia tidak menyebut secara jelas konteks yang dimaksudnya.

“Saya yakin masyarakat Indonesia ini, masyarakat yang cerdas, bisa menilai dengan sendirinya. Kalau saya kolasi, kontennya kurang lebih seperti itu,” ucapnya.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro membantah telah melakukan intimidasi terhadap pentas teater seniman Butet Kartaredjasa di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Jumat, 1 Desember 2023 kemarin. Dia juga membantah mengintervensi soal materi pentas tersebut.

“Tidak ada intervensi. Kami tidak menyentuh aspek materi, apalagi perizinan,” kata Susatyo. (*)