JAKARTA, Eranasional.com – Capres nomor urut satu, Anies Baswedan, mengungkapkan tiga tokoh yang ia ingin ajak makan malam bersama, salah satunya Nabi Muhammad SAW.
Selain Nabi Muhammad SAW, Anies juga melakukan hal yang sama dengan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan spiritual yang juga politikus India, Mahatma Gandhi.
“Berapa orang? Tiga orang? Boleh fiksional? Boleh betul-betul imajinasi, enggak harus hari ini ya? tanya Anies saat menjawab salah seorang penanya di acara Foreign Policy Conference of Indonesia (DPCI) di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023.
Menurut Anies, yang pertama ingin diundangnya adalah Nabi Muhammad SAW yang merupakan panutan dan suri tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia.
“Nomor satu adalah Nabi Muhammad SAW,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Lalu, kedua adalah ‘Bapak Bangsa Afrika Selatan’ Nelson Mandela yang semasa hidupnya berjuang untuk kebebasan warga kulit hitam di negaranya.
Terakhir, Mahatma Gandhi yang terkenal karena kiprahnya dalam upaya pembebasan India dan penjajah.
Selain soal makan malam, Anies juga ditanya sikapnya apakah lebih memprioritaskan Indonesia bersama-sama dengan negara-negara blok Asia Tenggara (ASEAN) atau dengan 20 negara ekonomi terbesar di dunia yang tergabung dalam G20.
Untuk pertanyaan ini, Anies sempat terlihat seperti berpikir untuk menjawabnya sehingga mengundang tawa yang hadir.
Dia pun menengok ke arah deretan kursi di sebelah kanan ruangan di mana para duta besar negara sahabat duduk.
Sebelum menjawab, Anies melemparkan candaan untuk meminta para duta besar mencopot sementara headset masing-masing. Sebab, para duta besar itu memakai headset untuk mendengar terjemahan dari pembicaraan dirinya yang menggunakan bahasa Indonesia.
“Ambassador can you take off you headset?” tanya Anies yang disambut tawa dari peserta yang hadir.
Dia kemudian menjawab dengan tehaa bahwa Indonesia akan memprioritaskan ASEAN. Namun Anies mengingatkan, pilihannya itu bukanlah mutually exclusive.
Artinya, dia tidak berusaha hanya memilih salah satu menjadi satu-satunya, melainkan memprioritaskan salah satunya.
“Ini bukan mutually exclusive. Tapi kalau ditanya harus memilih, ASEAN dulu baru G20. Mutually exclusive bahasa Indonesia-nya prioritas,” pungkas Anies. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan