Eranasional.com – Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menjadi tertinggi dalam indikator survei yang dilakukan oleh Politika Research and Consulting dan Parameter Politik Indonesia terhadap 11 calon presiden (capres) potensial Pemilu 2024.
“Ganjar paling tinggi dengan angka 7,51,” kata Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, dalam paparan hasil survei di Jakarta, Minggu (6/3).
Dalam survei ini, kedua lembaga menggunakan rentang enam sampai tujuh untuk kategori cukup baik.
Adapun indikator yang digunakan mulai dari visioner, kepemimpinan politik, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, gaya kepemimpinan, nasionalisme dan religiusitas, penampilan, integritas moral, dan kapabilitas.
Ganjar mendominasi ke-11 indikator tersebut dan mengumpulkan angka 7,51 tersebut.
Adi pun menilai banyak faktor yang membuat nama Ganjar jadi figur dengan penilaian tertinggi, salah satunya model komunikasi dan personifikasi dinilai langsung ke masyarakat.
“Tidak kaku dan cukup gampang dipahami pesan politik yang disampaikan Ganjar,” kata dia.
Adapun urutan figur capres dengan perolehan tertinggi dalam rekapitulasi 11 indikator dalam survei ini yaitu sebagai berikut:
1. Ganjar Pranowo: 7,51 Persen
2. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan: 7,32
3. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno: 7,2
4. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: 7,14
5. Menteri BUMN Erick Thohir: 6,88
6. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto: 6,05
7. Panglima TNI Andika Perkasa: 6,69
8. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar: 6,54
9. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto: 6,41
10. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono: 6,31
11. Ketua DPR Puan Maharani: 5,8
Dari 11 indikator, nama Puan Maharani kerap mayoritas berada di posisi buncit. Dalam rekapitulasi dia akhirnya berada di posisi paling bawah.
Adi menilai, posisi Puan ini tak lepas dari eksposur politik yang terlampau kaku dan hanya memberikan komentar dalam konteks sebagai Ketua DPR.
Puan dinilai tidak out of the box tidak seperti figur lain.
Semisal Sandiaga yang main basket, Ganjar yang bersepeda, hingga Anies yang makan bubur bersama Ridwan Kamil.
“(Figur lain) sering personality politiknya tidak melalu dikaitkan dengan posisinya,” kata Adi.
Survei terbaru tesebut menyebutkan bahwa para petinggi partai seperti Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, dan Puan Maharani dianggap cukup visioner.
Ada sebelas figur yang menjadi objek survei antara lain, AHY, Airlangga, Andika Perkasa, Anies Baswedan, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Muhaimin, Prabowo Subianto, Puan, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno.
Parameter pengukuran menggunakan nilai 1 sampai 10. Angka 1 sampai 1,99 sangat buruk; 2 sampai 3,99 buruk, 4 sampai 5,99 cukup; 6 sampai 7,99 baik; dan 8 sampai 10 sangat baik.
Adi mengatakan bahwa untuk sub aspek visi jangka panjang, Ganjar ada di posisi yang paling atas dengan nilai 7,44. Lalu disusul Anies (7,11) dan Sandiaga (6,95).
Selanjutnya secara berturut-turut sampai peringkat terbawah adalah Ridwan (6,87), Prabowo (6,54), Erick (6,48), Andika (6,03), Muhaimin (5,90), AHY (5,86), Airlangga (5,69), dan Puan (5,23).
“Jadi yang dianggap memiliki visi jangka panjang adalah mereka dari Ganjar sampai Andika. Sementara Muhaimin sampai Puan adalah mereka yang dianggap punya visi yang cukup,” katanya.
Lalu dari sisi sub aspek menyusun program kerja, lagi-lagi Ganjar ada di posisi pertama (7,39). Diikuti oleh Anies (7,19), Sandiaga (7,06), dan Ridwan (7,03).
Sisanya adalah Erick (6,70), Prabowo (6,62), Andika (6,17), Airlangga (5,92), Muhaimin (5,90), AHY (5,88), dan Puan (5,31).
Jika dua sub itu direkapitulasi, Ganjar merupakan tokoh yang paling visioner dengan nilai 7,41. Lalu diikuti Anies (7,15), Sandiaga (7,01), dan Ridwan (6,95).
Tokoh lainnya sampai posisi terbawah adalah Erick (6,59), Prabowo (6,58), Andika (6,10), Muhaimin (5,90), AHY (5,87), Airlangga (5,80), dan Puan (5,27).
“(Ganjar sampai Andika) ini adalah nama-nama yang dianggap memiliki visi atau pola pikir yang jangka panjang menurut survei key opinion leader,” jelas Adi.
Survei dua lembaga ini dilakukan terhadap 207 tokoh dari enam unsur di 34 Provinsi.
Masing-masing provinsi 6 narasumber, kecuali DKI Jakarta 12 narasumber.
Dengan demikian, 1 unsur 1 narasumber kecuali di DKI Jakarta dengan satu unsur dua narasumber.
Ada lima kriteria umum narasumber. Pertama, bukan pengurus partai politik, tidak terafiliasi partai politik tertentu, dan tidak menjadi tim sukses atau relawan dalam perhelatan pemilu/pemilukada.
Kedua, berpendidikan tinggi minimal S1. Lalu, memimpin institusi terbesar di level nasional/provinsi atau memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan opini publik.
Keempat, Kepakaran akademisi dari unsur perguruan tinggi mencerminkan keragaman bidang ilmu, seperti pemerintahan, politik, manajemen, ekonomi, komunikasi, psikologi, sosiologi, dan hukum. Terakhir, sering menjadi narasumber media massa. (Merahputih)
Tinggalkan Balasan